This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 14 September 2015

SEJARAH GEREJA KALVARI PENTAKOSTA MISSI DI INDONESIA KHUSUS JEMAAT EKKLESIA POLIMAK II JAYAPURA

Oleh : Hendrik Vallen Ayomi, S.Th.

BAB I
SEJARAH SINGKAT GEREJA KALVARI PENTAKOSTA MISSI DI INDONESIA (GKPMI)
(Dikutip dari Buku Tunaikan Tugas Pelayanan Mu
Oleh : Almahrum Pdt. DR. Simon Bira, M.Th).

Asal Usul
       Gereja Kalvari Pentakosta Missi Di Indonesia bukanlah gereja cabang dari satu aliran gereja di Indonesia. Ia lahir secara murni tanpa ada perselisihan atau perebutan kekuasaan.
       Bermula ketika dua misionaris dari Pentecostal Church of God (PCG) yang berpusat di Joplin, Missouri Amerika Serikat, menyatukan visi dan missi untuk menjangkau belahan bumi, yakni negara indonesia. Missionaris yang pertama adalah Rev. william Arnold Parsons, yang ketika itu baru pensiun dari Kepala Kantor Pos Besar Los Angeles, California. Ia membuat permohonan kepada pengurus pusat PCG di Joplin untuk menjadi Missionaris ke Indonesia. Namun karena usianya telah di atas lima puluh tahun maka permohonan itu di tolak. Penolakan itu tidak membuat ia putus asa. Istrinya yang berperan sebagai penolong, dengan kepekahannya terhadap maksud Allah, mencoba mengkumpulkan semua keluarga untuk berdoa dan berpuasa mencari kehendak Tuhan, yang pada akhirnya diputuskan untuk berangkat dengan biaya sendiri. Missionaris lainnya adalah Rev. Eugene Loving yang berasal dari origen Amerika.
       Pada bulan April 1946 Team Missionaris ini melakukan perjalanan dari San Fransisco Amerika ke Indonesia. Sehingga pada bulan Juni 1946 mereka tiba di pelabuhan sunda Kelapa batavia (Jakarta). Kurang lebih satu bulan di Jakarta untuk mencari Rev. James Deven yang telah berada di Indonesia sebelum perang dunia kedua sebagai utusan injil dari Assembils Of God, namun tidak di jumpai karena ia telah berada di kota Ambon. Kemudian mereka kembali ke kapal dan berangkat ke Ambon. Namun karena masih dalam masa pergolakan di mana Indonesia baru satu tahun memproklamasikan kemerdekaannya. Maka perjalanan mereka hampir memakan waktu tiga bulan. Di Ambon mereka di jemput oleh Rev. J. Deven yang bekerja untuk GSJA. Dikeluarga ini mereka tinggal untuk mempelajari bahasa Indonesia. Pada bulan Desember 1946 kedua Missionaris ini sempat mengikuti ibadah perayaan natal di kate-kate Ambon.

      Kemudian, setelah berdoa dan berpuasa mencari kehendak Tuhan tiba-tiba Rev. W.A. Parsons mendapat penglihatan yang begitu jelas akan Pulau Ternate dan halmahera. Pada bulan Mei 1947 Rev. W. A. Parsons secara pribadi datang mengunjungi kedua pulau tersebut. Dengan berumahkan kapal di pelabuhan ternate, ia berusaha mengurus surat-suratnya. Setelah selesai ia kembali ke Ambon untuk menjemput keluarganya. Sementara Rev. Eugene Loving bersama keluarga masih menetap di Ambon. Pada tanggal 10 September 1947 untuk kedua kali Rev. W.A. Parsons sekeluarga menginjakan kaki di kota ternate. Pada perjalanan kedua inilah ia baru menunjukan diri sebagai penjala manusia. Keluarga pertama yang di menangkan adalah Jau Suling kemudian Ma Pun dan keluarga Buce lie kesemuanya adalah suku Tionghoa. Pada saat itu rumah sementara di Kalumpang di jadikan tempat persekutuan dan basis pelayanan selanjutnya. Dari orang-orang inilah cikal bakal lahirnya Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia. 

BAB II
PERMULAAN DI KOTA JAYAPURA

Pada awalnya Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia ada di Kota Jayapura di bawa oleh Almahrum Pdt. Piet Ayomi berkisar pada tahun 1984 sampai 1985 dari Kota Biak. Organisasi ini ketika ada di Jayapura tidak memulai dari perintisan lagi sebab sudah lama Almahrum Pdt. Piet Ayomi mempunyai jemaat yang ia pimpin, yang pada awalnya adalah organisasi Gereja Bethel Indonesia (GBI). Namun ada alasan tertentu sehingga beliau keluar dari Organisasi Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan memilih untuk bergabung dengan organisasi Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia (GKPMI).  Sehingga dalam tahun - tahun itu hingga Musyawarah Nasional Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonsia pertama kali di adakan di Jayapura pada tahun 1997 yang bertempat di BPG Kotaraja, maka terjadilah pergolakan diantara para pemimpin gereja di mana ada dua kubuh yang saling bertikai diantaranya ada yang pro terhadap Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia dan sebaliknya, maka di situ terjadi perselisihan yang tak dapat terelahkan. Oleh sebab itu para pemimpin yang pro Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia mengambil sikap untuk tetap mempertahankan organisasi GKPMI dan membangun gedung gereja yang baru, yang terpisah dari Gedung Gereja lama yaitu GKPMI Jemaat Bukit Zaitun, yang saat ini berubah nama menjadi Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia jemaat Ekklesia Polimak II Jayapura.
   

BAB III
SETELAH PERSELISIHAN DAN MENGANTI NAMA MENJADI JEMAAT EKKLESIA
       Pada tanggal 3 Oktober 1997 tepatnya hari Jumat malam di mana pada waktu itu situasi belum kondusif pasca perselisihan beberapa waktu sebelumnya. Sehingga dengan tidak membiarkan keadaan ini berjalan tanpa arah yang jelas dalam situasi tersebut. Maka dengan inisiatif para hamba-hamba Tuhan yang tetap mempertahankan organisasi Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia.
       Sehingga mereka melakukan pertemuan singkat dengan maksud  membangun gedung gereja baru dan membentuk Badan Pengurus Jemaat (BPJ) yang akan memimpin organisasi dan umat Tuhan kedepan serta membahas beberapa hal yang berkaitan dengan maksud tersebut untuk menjawab masalah tempo itu. Hamba-hamba Tuhan pada waktu itu diantaranya adalah Almahrum Bpk. Dominggus Reba, Almahrum Bpk. Yan Waimbo, Bpk. Linus Waimbo, Bpk Ferdinand Amamehi, Bpk. Theodorus Amamehi,  Bpk Ishak Seo dan beberapa tua-tua rohani lainnya.
       Dari hasil pertemuan tersebut maka pada tanggal 4 Oktober 1997, di mana belum ada keuangan yang mendukung dan sumber dana yang jelas. Namun, hanya bermodalkan swuadaya jemaat dan cinta akan pekerjaan Tuhan. Maka hamba-hamba Tuhan dan Jemaat serta di bantu oleh beberapa keluarga di lingkungan sekitar. Sehingga di bangunlah gedung gereja sementara dengan beratap tenda, yang pada itu menggunakan halaman rumah dari Almahrum Bpk. Dominggus Reba. Dengan struktur Badan Pengurus Jemaat (BPJ) sebagai Berikut :
Gembala Sidang                   : Bpk. Dominggus Reba.
Ketua Majelis                         : Bpk. Theodorus Amamehi.
Sekretaris                              : Bpk. Linus Waimbo, SE.
Bendahara                             : Bpk. Ferdinand Amamehi.
Ketua Pemuda                       : Bpk. Yan Waimbo, S.PAK.
Ketua Musik                          : Bpk. Ishak Seo.
Koor. Sekolah Mingu           : Sdri. Marselina Amamehi.
       Minggu, 5 Oktober 1997 merupakan langkah awal sejarah Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia khususnya Jemaat Ekklesia yang telah berganti nama dari Jemaat Bukit Zaitun ke Jemaat Ekklesia setelah perselisihan. Sebab, pada hari itu untuk pertama kalinya jemaat ini melakukan Ibadah Raya Minggu pagi di gereja baru dengan beratap tenda biru. Ibadah ini dipimpin oleh Almahruma Ibu Helena Raunsai/Waimbo dan Pelayanan Firman adalah Bpk. Dominggus Reba sebagai gembala jemaat, dimana ibadah di iringi dengan alat musik tradisional. Meskipun demikian namun suasana dan hadirat Tuhan dalam ibadah pada hari itu membuat seluruh jemaat mendapat kekuatan baru dari Tuhan. Semua ini tidak berjalan mulus sebab dengan situasi gereja yang demikian maka timbulah ejekan dan cemoohan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
       Namun itu bukan menjadi suatu hambatan berarti melainkan itu merupakan pemicuh semangat dari hamba-hamba Tuhan dan Jemaat untuk berbenah diri lebih lagi. Hasilnya gedung gereja beratap tenda biru itu tidak bertahan lama sebab hanya berselang satu minggu kemudian gedung gereja ini sudah beratapkan seng permanen. Seperti yang terjadi sebelumnya sampai pada tahap inipun, pembangunan gedung gereja ini masih merupakan hasil swadaya jemaat dan janji iman.
       Adapun jumlah jemaat saat itu adalah 12 (Dua Belas) Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 74 orang terhitung pemuda-pemudi dan anak-anak. Kepala Keluarga yang bergabung pada saat itu ialah :
1.    Kel. D.O. Reba.
2.    Kel. T.F. Amamehi.
3.    Kel. L.J. Waimbo.
4.    Kel. F.J. Amamehi.
5.    Kel. Y.P. Waimbo.
6.    Kel. I.S. Seo.
7.    Kel. Ibu F.M. Ayomi
8.    Kel. Ibu R. Aroy.
9.    Kel. P.H. Waimbo.
10.  Kel. Pdt. Ishak Bawatji.
11.  Kel. L.J. Ayomi
12.   Kel. Hababuk.
       Pelayanan inipun mulai berjalan seiring dengan bertambah waktu dan bertambah jiwa yang bergabung maka, terpikirlah oleh para pemimpin jemaat tentang suatu pembangunan gedung gereja baru yang merupakan iventaris organisasi Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia. Mengingat status tanah gedung gereja yang pertama ini merupakan halaman rumah dari Bpk. Dominggus Reba.
       Selanjutnya, empat tahun kemudian setelah itu tepatnya tanggal 3 Juni 2001 maka atas penyertaan Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga diletakan batu pertama Gedung Gereja yang baru pada jam 15:00 Wit (3 Sore). Dimana kondisi gedung ini dibangun diatas gunung batu. Sejak saat itu pembangunan ini dikerjakan.
       Dalam pelayanan dan pembangunan ini juga ada begitu banyak suka dan duka yang dialami oleh jemaat. Mulai dari silang pendapat, sikap acuh terhadap pekerjaan, mementingan diri sendiri, dan lain sebagainya. Namun itulah perasaan yang dapat di gambarkan dalam pengiringan ini. Bahkan terlebih lagi suasana dukacita yang amat dalam di rasakan oleh jemaat ini ketika seorang figur yang merupakan harapan organisasi dan jemaat, dipanggil Tuhan untuk kembali ke rumah Bapa. Hamba Tuhan ini adalah satu-satu pelayan yang memilki pendidikan Teologi sampai pada jenjang strata satu (S1) dan itu merupakan pencapain terbaik bagi putra daerah dalam disiplin ilmu tersebut pada saat itu khususnya jemaat Ekklesia. Hamba Tuhan ini ialah Almahrum Bpk. Yan Waimbo yang pada tanggal 17 Juli 2003 dipanggil oleh Tuhan.
       Berselang empat tahun kemudian maka peristiwa yang sama pun terjadi dan untuk kedua kalinya dalam pelayanan ini. Kalau dalam peristiwa yang pertama hal itu terjadi dalam anggota Badan Pengurus Jemaat. Maka dalam kali kedua ini yang di panggil Tuhan ialah Gembala Sidang yang merupakan pucuk pimpinan dari Jemaat. Tanggal 5 Februari 2007 Almahrum Bpk. Pdt. Dominggus Reba harus beristirahat dari pelayanan ini. Jika dihitung masa bhakti sejak tahun 1997 sampai 2007 maka kurang lebih sepuluh tahun tahun Bpk. Pdt. Dominggus Reba  menjadi Gembala sidang di Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia Jemaat Ekklesia.
       Dengan meninggalnya Bpk. Pdt. Dominggus Reba, maka Bpk. Theodorus Amamehi, yang awalnya ialah ketua majelis diangkat dengan penunjukan Badan Pengurus Jemaat  menjadi Gembala Sidang untuk menggantikan Almahrum Pdt. D. Reba. Dengan struktur Badan Pengurus Jemaat sebagai berikut :
Gembala Sidang         : Pdt. Theodorus Amamehi.
Ketua Majelis              : Pdt. R. Wutoy.
Sekretaris                    : Bpk. Linus Waimbo, SE.
Bendahara                  : Pdt. Ferdinand Amamehi. S.Sos.
Ketua Pemuda            : Pdt. Ishak Seo..
Koor. S. Minggu          : Ibu R.S. Wutoy.
       Setahun setelah peralihan penggembalaan tepatnya Minggu, 19 Oktober 2008. Maka untuk pertama kalinya Jemaat Ekklesia membuat Ibadah perdana di gedung geraja permanen yang baru namun hanya menggunakan lantai dua. Karena lantai utama masih dalam proses penyelesaian. Bulan Agustus 2009 diadakan Musda Ke-IV di kota Serui. Maka status gembala yang merupakan penunjukan sementara Badan Pengurus Jemaat (BPJ) ditetapkan menjadi gembala sidang pada Musyawarah Daerah tersebut, dan menjabat sampai sekarang ini. 
       Demikian yang dapat penulis sajikan. akhirnya penulis sangat mengharapkan kiritik dan saran dari pembaca khusus di kalangan Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indonesia wilayah jayapura. untuk mengarahkan tulis ini kepada sesuatu yang baik demi kepentingan bersama dan untuk Hormat dan Kemuliaan Tuhan.   

Minggu, 13 September 2015

About Use

Curriculum Vitae :
       Nama Lengkap Hendrik Vallen Ayomi,S.Th. M.I.Kom Akrab dipanggil Vallen. Lahir di Jayapura pada tanggal 28 Juni 1991 dari pasangan suami - istri Fredik Ayomi dan Mariana Waimbo, anak ke kesepuluh dari 12 bersaudara. Mengecap pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Inpres Ardipura II Polimak II Jayapura lalu melanjutkan Sekolah Menegah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3 Jayapura selanjutnya masuk di Sekolah Menegah Kejuruhan (SMK) Negeri 2 Jayapura. Setelah itu melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Maluku Utara dengan Jurusan Teologi Kependetaan. Menikah pada tanggal 2 Desember 2012 dengan kekasih tercinta Novalina Dowongi.


   Kemudian pada tanggal 1 Maret 2013 maka Tuhan mengaruniakan seorang anak perempuan yang sangat cantik dan diberi nama Misel Tiatara Ayomi. 

Borobudur, 22 Oktober 2017. 

       Pada tanggal 25 Oktober 2013 maka penulis menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) dan mendapat gelar Sarjana Teologi (S.Th) di Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Maluku Utara dengan Skripsi Terbaik dan mendapat Indeks prestasi terbaik di angkatannya. Maka kurang lebih selama setengah tahun penulis tinggal di Halmahera Barat Kecamatan Ibu Desa Togola Wayoli yang merupakan tempat kelahiran dari sang istri tercinta selanjutnya penulis kembali ke Jayapura dan mendapat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan Republik Indonesia sehingga menjelang akhir tahun 2014 tepatnya pada bulan november penulis harus pergi ke Ibu kota negara (Jakarta) untuk mengikuti pengayaan bahasa Inggris di Universitas Indonesia (UI) salemba Jakarta Pusat selama enam bulan. Setelah itu pada tahun 2015 penulis berangkat ke Kota Solo untuk melanjutkan studi strata dua (S2) di Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Jurusan Manajemen Komunikasi. Pada tanggal 16 Sepetember 2016 maka dikaruniai seorang anak laki-laki yang merupakan anak kedua dan di beri nama Imanuel Ayomi.

Menjelang akhir semester tiga dipanggil untuk menjadi asisten dosen dari Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik (Prof.Drs. Pawito, P.hD) di FISIP UNS dan pada tanggal 4 Agustus 2017 lulus dari Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi UNS dengan predikit Cumlaude atau Lulus dengan Pujian. Selanjutnya di wisudakan pada tanggal 21 Oktober 2017. Sejak tanggal 01 Februari 2018, penulis menjadi Dosen Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) pada program studi Ilmu Komunikasi.